Selasa, 06 Desember 2016

Kemenangan Terbaik Manchester United di Champions League

Tak ada yang meragukan kapasitas manajer Skotlandia bernama Sir Alex Ferguson, bila merujuk kepada segudang prestasi yang telah Manchester United raih. Seolah tak puas dengan koleksi silverware yang tersimpan di lemari kaca, Ferguson kembali meraih rekor fantastis selama ia berkecimpung di dunia sepakbola. Kemenangan yang timnya raih saat berhadapan dengan CFR Cluj, menandakan kemenangan yang ke-100 sang pelatih gaek, selama berpartisipasi di Champions League.
Demi mengingat kembali kemenangan-kemenangan penting dan rekor-rekor fantastis yang telah dibuat Sir Alex, berikut adalah lima laga terbaik The Red Devils selama bertarung di Champions League.
Juventus 2:3 Manchester United (April 1999)
Setelah berhasil menguasai kancah Liga Inggris dan terus-menerus memperlihatkan dominasinya, wajar bagi pelatih Alex Ferguson untuk melirik arena lain sebagai tempat pembuktian keperkasaan timnya. Liga Champions adalah satu-satunya tempat yang dirasa ideal oleh sang pelatih asal Skotlandia tersebut.
MU v. Juve
Tepat di bulan April 1999, Manchester United (MU) harus menghadapi salah satu tim raksasa asal Italia, yaitu Juventus. MU sendiri tampak sedikit goyah ketika mengawali laga home di babak semi-final. Hasil kacamata di Old Trafford, adalah bukti bahwa Juventus bukanlah sebuah tim yang mudah dikalahkan. Bahkan saat berlaga di Stadio Delle Appi, markas lama Juventus, MU justru tertinggal 2-0 terlebih dahulu. Namun sayangnya, Juventus terlihat meremehkan semangat Spartan ala Inggris.
Beberapa saat kemudian, Roy Keane dan Dwight Yorke berhasil menyamakan kedudukan. Dengan hasil 2-2 saja sebenarnya MU bisa saja lolos akibat keunggulan gol tandang. Namun Ferguson tampak belum puas dengan hasil tersebut. Terus-menerus memompa semangat anak-anak asuhnya, sang manajer bisa berteriak kegirangan. Tepat di menit ke-85, Andy Cole berhasil memastikan satu tempat bagi MU di final Liga Champions untuk pertama kalinya.
Bayern Munich 1:2 Manchester United (May 1999)
Tahun 1999 adalah tahunnya si Setan Merah untuk melakukan comeback. Setelah menghadapi laga dramatis di Stadio Delle Appi, MU melakukan hal yang sama saat bertanding di kota Barcelona. Tidak ada yang tahu bahwa pertandingan melawan Bayern Munich, akan menjadi salah satu pertandingan yang paling diingat oleh seluruh penggila bola di seluruh dunia.
MU mengawali pertandingan dengan sedikit grogi. Hal tersebut terlihat jelas kala pertandingan baru memasuki menit-menit akhir. Sebuah kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak asuh Fergie di luar kotak pertahanan, harus diganjar dengan sebuah tendangan bebas. Mario Basler, gelandang eksentrik Jerman, maju menghadapi bola. Tak disangka, bola hasil tendangannya berhasil melesak ke dalam gawang Peter Schmeichel. Alhasil, MU terus-menerus dipaksa untuk mengejar ketertinggalannya sepanjang laga.
Munich v. MU
Namun ketika Munich sudah hampir memastikan kemenangan dan papan waktu sudah menunjukkan menit ke-90, Teddy Sheringham yang bertindak sebagai pemain pengganti, tiba-tiba berhasil membuat gol. Drive rendah yang ia tujukan ke pojok bawah tiang gawang, berhasil membuat seantero stadion bergemuruh. MU masih memiliki kesempatan untuk bernapas sejenak dan mengejar ketertinggalan di babak tambahan.
Banyak pihak yang mengatakan bahwa para pendukung tim, baik dari kubu Munich maupun MU, merasa bahwa pertandingan ini memang akan memasuki babak tambahan waktu. Tetapi Fergie’s Babes seolah tak ingin mengendurkan serangan. Lewat sebuah tendangan sudut apik yang dilepaskan David Beckham, Ole Gunnar Solskjaer tiba-tiba mampu menerima bola yang telah menerima sentuhan dari Sheringham. Dengan sundulan ringan, bola kembali membuat jala gawang bergetar.
“Football, bloody hell..!!,” ungkap Fergie seusai pertandingan.
Manchester United 7:1 AS Roma (April 2007)
MU menderita kekalahan saat bertemu AS Roma di babak semi-final Liga Champions. Bagi sebagian pengamat pada saat itu, skor 2-1 dirasa cukup untuk menutup kans MU melaju ke babak selanjutnya. Namun, sebuah cerita mengejutkan justru terjadi saat MU menjamu Roma di Old Trafford.
MU v. Roma
Secara teori, MU hanya membutuhkan sebuah kemenangan sebesar 1-0, mengingat pasukan Fergie pada saat itu berhasil membuat satu gol di kandang lawan. Tetapi, MU justru seolah terlihat seperti raksasa yang baru bangkit dari tidurnya, sambil disertai oleh sebuah rasa amarah. Bukan satu, dua, atau tiga gol, tetapi tujuh gol bersarang di gawang Roma!
Michael Carrick membuka keran gol di menit ke-12, lalu disusul berturut-turut oleh Alan Smith, Wayne Rooney, dan Cristiano Ronaldo sebelum turun minum. Setelah babak kedua dimulai, Ronaldo, Carrick, dan Patrice Evra, kembali membuat Roma hanya bisa pulang sambil meratapi nasibnya. Sebiji gol hiburan berhasil dicetak Daniele De Rossi.
Sebagai catatan, skor 7-1 adalah skor kemenangan terbesar di Liga Champions yang masih bertahan hingga saat ini.
Manchester United 1:0 Barcelona (April 2008)
Sembilan tahun sudah berlalu, sejak MU mengalahkan Bayern Munich lewat sebuah pertandingan dramatis di Nou Camp. Kini, MU harus kembali lagi ke stadion yang sama demi menghadapi sang empunya rumah, yaitu FC Barcelona.
MU v. Barca
Banyak pihak yang mengatakan bahwa MU memiliki kelas di bawah Barcelona pada saat itu. Tak heran bila banyak yang lebih memilih klub Catalonia tersebut untuk bisa melaju ke babak selanjutnya. Namun, prediksi yang menjagokan Barcelona, kian lama kian menghilang. Hal tersebut berkaitan dengan hasil seri tanpa gol yang berhasil dipetik MU saat bertamu ke Spanyol.
MU pun membalikkan segala prediksi yang memojokkan. Paul Scholes kali ini yang menjadi pahlawan. Sebuah gol yang ia hasilkan lewat tendangan setengah voli ke pojok atas gawang, tak mampu ditahan oleh Victor Valdes. Seluruh penghuni Old Trafford bersorak penuh kegembiraan. Lagi-lagi MU mampu memutarbalikkan semua ramalan.
Chelsea 1:1 Manchester United (5:6) (Mei 2008)
Alex Ferguson berhasil memperbarui rekor pribadinya. Ia berhasil membawa tim asuhannya meraih satu tempat di final Champions League. Kini, Ferguson harus berhadapan dengan lawan yang benar-benar ia kenal, yaitu Chelsea, salah satu rival terkuatnya di kancah liga domestik yang baru saja berhasil menjadi juara Liga Inggris dengan hanya perbedaan dua poin.
Chelsea v. MU
Cristiano Ronaldo mampu membuktikan diri sebagai salah satu pemain sayap mematikan. Golnya di menit ke-26 membuat MU berhasil memimpin. Namun gelandang tradisional Inggris Frank Lampard, berhasil menyamakan kedudukan tepat sebelum jeda turun minum. Setelah pertandingan babak kedua dimulai, kedua tim gagal menyarangkan satu gol pun. Pula babak tambahan waktu tidak bisa digunakan sebaik-baiknya oleh MU dan Chelsea. Alhasil, wasit pun harus melangsungkan babak adu penalti.
Saat babak tersebut dimulai, pendukung The Red Devils harus ketar-ketir. Ronaldo yang menjadi algojo, gagal membobol gawang Chelsea. Publik London merasakan angin segar bertiup ke pihak mereka. Namun, terpelesetnya John Terry saat hendak menendang dan kegemilangan Edwin van der Sar saat menahan tendangan Nicolas Anelka, akhirnya menuntun MU untuk kembali membawa si Kuping Besar ke kota Manchester

Sumber  https://footballroomzone.wordpress.com/2012/10/03/kemenangan-terbaik-manchester-united-di-champions-league/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar